SOFSKIL
ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN PADA PT . INDISARI
2012 -2013
NAMA: ERFINA SINARTA HUTAGALUNG
KELAS : 3DA01
NPM: 42211329
Analisa Laporan Keuangan
Bentuk laporan dari beberapa perusahaan, akan kita temukan berbagai macam
bentuk laporan. Laporan tersebut dapat kita golongkan ke dalam dua kelompok
yaitu laporan operasional dan laporan keuangan. Laporan operasional digunakan
untuk mengawasi aktivitas perusahaan dan diprint-out langsung oleh bagian yang
terkait langsung dengan aktivitas tersebut serta laporan operasional sering
tidak dilengkapi dengan satuan nilai mata uang.
Namun tidak berarti laporan operasional tidak memerlukan satuan nilai mata uang
tersebut. Bentuk laporan operasional sangat tergantung pada jenis operasional
perusahaan dengan kecederungan pengukuran menggunakan satuan volume.
Laporan keuangan adalah laporan yang menyangkut asset perusahaan dan perubahannya.
Laporan keuangan mempunyai bentuk standar dan aturan, prosedur yang harus
dipenuhi dan dibuat oleh bagian akuntansiLaporan keuangan pada umumnya terdiri
dari Neraca, Laporan Rugi Laba dan Laporan Perubahan Modal atau Laba Ditahan.
- Neraca
Neraca adalah laporan secara sistematis yang menggambarkan posisi
keuangan dari suatu perusahaan meliputi Assets (harta), Liabilities (hutang)
dan Capital (modal). Tujuan dari neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan
suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasaya pada waktu dimana buku-
buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun
kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet.
Bentuk
neraca harus memenuhi persamaan akuntansi dan umumnya bebentuk:
a) Bentuk
Skontro /Horizontal ( Account Form) dimana semua aktiva. Dalam bentuk ini
aktiva (harta) diletakan disebelah kiri sedangkan passiva (liabities+modal)
diletakan disebelah kanan.
b) Bentuk
Vertical (Report form) dalam bentuk ini aktiva (harta) diletakan disebelah atas
sedangakan passiva (liabities+modal) diletakan disebelah bawah.
c) Bentuk
neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan perusahaan,
bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang dikehendaki nampak
dengan jelas, misalnya besarnya modal kerja netto atau jumlah modal perusahaan.
- Laporan Rugi Laba
Laporan Rugi Laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan,
biaya, rugi laba yang diperoleh oleh sutau perusahaan selama periode tertentu.
Bentuk
Lapora Rugi- Laba
Bentuk dari
laporan rugi-laba yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
a) Bentuk
single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok
dan semua biaya dalam sati kelompok, sehingga untuk menghitung rugi/laba bersih
hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total
penghasilan.
b) Bentuk
multiple step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti
sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.
- Laporan perubahan modal / laba yang ditahan
Laporan perubahan modal / laba yang ditahan yaitu laporan yang menggambarkan
akibat adanya selisih perhasilan dengan biaya dan unsur lainnya misalnya
tambahan investasi (additional investment) atau pengambilan (withdrawals).
Ada dua
konsep yang dianut dalam perusahaan
a)
Clean surplus principle atau all
inclusive concept, maka rugi laba insidentil yang nampak dalam laporan rugi
laba, dan dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi:
- Net income yang ditransfer dari laporan rugi
laba
- Deklarasi (
pembayaran ) deviden
- Penyisihan
dari laba ( Appropriation of retained earning)
b) Non clean surplus concept atau
current ioperating performance, maka dalam laporam rugi laba hanya menentukan
hasil dari operasi normal periode itu, sedang rugi laba yang timbul secara
insidentil nampak dalam laporan perubahan modal atau laporan laba yang ditahan.
Bentuik laporan keuangan yang manapun yang digunakan oleh suatu perusahaan
tidak menjadi masalah, tetapi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam
norma-norma pemeriksaan akuntan mengatakan bahwa untuk memenuhi maksud ekstern
maka laporan keuangan harus sedemikian rupa sehingga:
a) Mencapai mutu sebagai beriut:
1. memberikan informasi
keuangan secara kwantitatif mengenai perusahaan tertentu, guna memenuhi
keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan- keputusan ekonomi.
2. menyajikan informasi
yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan-perubahan kekayaan
bersih perusahaan.
3. menyajikan informasi
keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan memperoleh
laba dari perusahaan. menyajikan lain-lain informasi yang diperlukan mengenai
perubahan-perubahan dalam harta dan kewajiban, serta mengungkapkan lain-lain
informasi yang sesuai dengan keperluan para pemakai.
5.
b) Mencapai mutu
sebagai berikut:
1. Relevan
2. jelas
dan dapat dimengerti
3. dapat
diuji kebenarannya
4. mencerminkan
keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat
5. dapat
diperbandingkan
6. lengkap
dan netral
ANALISA
PEMBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN
Dalam memnganalisa
dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan,
faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa;
a. Likwiditas
adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemapuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih
b. Sovabilitas
adalah menunjukan kemampuaan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka
pendek maupun jangka panjang.
c. Rentabilitas
adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu.
d. Stabilitas
adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil,
yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban
bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersbut
tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara
teratur kepada para pemegang saham tanap mengalami hamabatan atau krisis keuangan.
A.
Prosedur analisa
Sebelum mengadakan
analisa terhadap suatu laporan keuangan, pengusaha harus benar-benar memahami
laporan keuangan tersebut. Penganalisaan harus dpat menggambarkan
aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercemin dlam laporan keuangan tersebut.
Dengan kata lain bahwa agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil
yang memuaskan maka perlu mengetahui latarbelakang dari data keuangan tersebut.
B. Metode dan Teknik Analisa
Metoda dan teknik
analisa digunakan untuk menetukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada
dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing
pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu
perusahaan tertentu atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya,
mislanya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan
lporan keuangan perusahaan lainnya.
Ada dua metoda
analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu, analisa
horisontal dan analisa vertikal. Analisa horisontal adalah analisa dengan
mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa
saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.. sedangkan analisa vertikal
yaitu, apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau
satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos satu dengan pos lainya
dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan
keuanganatau hasil operasi pada saat itu saja.
Teknik analisa yang
biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. analisa
perbandingan laporan keuangan, adalah metoe dan teknik analisa dengan cara
memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan
menunjukkan:
a.
data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
b.
kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c.
kenaikan atau penurunan dalam presentasi
d.
perbandingan yang dinyatakan dengan ratio
e.
presentase dari total
2. analisa
sumber dan penggunaan modal kerja, adlah suatu analisa untuk mengetahui
sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya modal jerja dalm periode tertentu
3. analisa
sumber dan penggunaan kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan
uang kas selama periode tertentu.
4. analisa
ratio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi
dari kedua laporan tertentu
5. analisa
perubahan laba kotor adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab
perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau
perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode
tersebut
6. analisa
brek-even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus
dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita
kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even
ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugia untuk berbagai
tingkat penjualan.
Laporan keuangan dari PT. INDIASARI yang terdiri dari Neraca per 31
Desember 1977 dan 1978 serta laporan untuk periode tersebut.
PT.
INDIASARI
Neraca
Perbandingan
31 Desember
2012 dan 2013
31 Desember
|
naik atau turun* 1977 atau 1978
|
Ratio
|
% dari total
|
|||||
2012
|
2013
|
Rp
|
%
|
2012
|
2013
|
|||
Aktiva
|
||||||||
Aktiva Lancar:
|
||||||||
Kas
|
Rp 545.500
|
Rp 919.700
|
Rp374.200
|
69
|
1,68
|
10
|
14
|
|
Piutang Dagang (netto)
|
Rp 1.324.200
|
Rp1.612.800
|
Rp 288.600
|
22
|
1,21
|
24
|
25
|
|
Piutang Wesel
|
Rp 500.000
|
Rp 250.000
|
Rp 250.000
|
50*
|
0,50
|
9
|
4
|
|
Persediaan
|
Rp 951.200
|
Rp1.056.500
|
Rp 105.300
|
11
|
1,11
|
17
|
16
|
|
Persekot Biaya
|
Rp
46.400
|
Rp
37.000
|
Rp
9.000
|
20*
|
0,80
|
1
|
1
|
|
Jumlah Aktiva lancar
|
Rp3.366.900
|
Rp3.876.000
|
Rp 509.100
|
15
|
1,15
|
61
|
60
|
|
Aktiva tetap:
|
||||||||
Tanah
|
Rp 200.000
|
Rp 200.000
|
-
|
4
|
3
|
|||
Gedung
|
Rp 1.600.000
|
Rp2.000.000
|
Rp 400.000
|
25
|
1,25
|
29
|
31
|
|
Cadangan Penyusutan Gedung
|
Rp(225.500)
|
Rp(261.000)
|
Rp 35.500
|
16
|
1,15
|
4*
|
4*
|
|
Alat-alat Kantor
|
Rp 700.000
|
Rp 850.000
|
Rp 150.000
|
21
|
1,21
|
13
|
13
|
|
Cadangan Penyusutan AK
|
Rp (153.000)
|
Rp(201.000)
|
Rp 48.000
|
31
|
1,31
|
3*
|
3*
|
|
Jumlah aktiva tetap
|
Rp 2.121.500
|
Rp2.588.000
|
Rp 46.500
|
22
|
1,21
|
39
|
40
|
|
Jumlah aktiva
|
Rp5.488.400
|
Rp6.464.000
|
Rp 975.600
|
18
|
1,17
|
100
|
100
|
|
Hutang dan Modal
|
||||||||
Hutang Lancar:
|
||||||||
Hutang Dagang
|
Rp 655.000
|
Rp 552.200
|
Rp 102.800
|
16*
|
0,80
|
12
|
9
|
|
Hutang Wesel
|
Rp 150.000
|
Rp 125.000
|
Rp 25.000
|
17*
|
0,80
|
3
|
2
|
|
Hutang Gaji
|
Rp 312.000
|
Rp 443.500
|
Rp 131.500
|
42
|
1,40
|
5
|
7
|
|
Jumlah Hutang lancar
|
Rp 1.117.000
|
Rp1.120.700
|
Rp
3.700
|
1
|
1,00
|
20
|
18
|
|
Hutang Jangka Panjang:
|
||||||||
Hutang obligasi 3% 1978
|
Rp 600.000
|
Rp 450.000
|
Rp 150.000
|
25*
|
0,75
|
11
|
7
|
|
Jumlah Hutang
|
Rp1.717.000
|
Rp1.570.700
|
Rp 146.300
|
9*
|
0,90
|
31
|
24
|
|
Modal:
|
||||||||
Modal Saham biasa
|
Rp2.000.000
|
Rp2.600.000
|
Rp 600.000
|
30
|
1,30
|
36
|
40
|
|
Laba yang ditahan
|
Rp1.771.400
|
Rp2.293.300
|
Rp 521.900
|
30
|
1,29
|
33
|
35
|
|
Jumlah modal
|
Rp 3.771.400
|
Rp4.893.300
|
Rp1.121.900
|
30
|
1,29
|
69
|
75
|
|
Jumlah Hutang dan Modal
|
Rp5.488.400
|
Rp6.464.000
|
Rp 975.600
|
18
|
1,17*
|
100
|
100
|
PT.
INDIASARI
Laporan laba
rugi perbandingan
Periode yang berakhir 31 Desember
1977, 1978
Periode
|
naik atau turun
|
Ratio
|
% dari penjualan
|
||||
2012
|
2013
|
Rp
|
%
|
2012
|
2013
|
||
Penjualan Bruto
|
Rp7.439.200
|
Rp9.703.000
|
Rp 2.263.800
|
30
|
1,3
|
102
|
101
|
Retur Penjualan
|
Rp 136.100
|
Rp 94.000
|
Rp 42.100
|
31*
|
0,69
|
2
|
1
|
Penjualan Neto
|
Rp7.303.100
|
Rp9.609.000
|
Rp 2.305.900
|
32
|
1,31
|
100
|
100
|
Harga Pokok Penjualan:
|
|||||||
Persediaan awal
|
Rp 904.600
|
Rp 951.200
|
Rp 46.600
|
5
|
1,05
|
12
|
10
|
Pembelian netto
|
Rp4.792.900
|
Rp6.029.000
|
Rp 1.236.100
|
26
|
1,25
|
66
|
63
|
Rp5.697.500
|
Rp6.980.200
|
Rp 1.282.700
|
23
|
1,22
|
78
|
73
|
|
Persediaan Akhir
|
Rp 951.700
|
Rp1.056.500
|
Rp 105.300
|
11
|
1,11
|
13*
|
11*
|
Harga Pokok Penjualan
|
Rp4.746.300
|
Rp5.923.700
|
Rp 1.177.400
|
25
|
1,24
|
65
|
62
|
Laba kotor
|
Rp2.556.800
|
Rp3.685.300
|
Rp 1.128.500
|
44
|
1,44
|
35
|
38
|
Biaya Penjualan
|
|||||||
Advertensi
|
Rp 182.500
|
Rp 294.700
|
Rp 112.200
|
61
|
1,61
|
2
|
3
|
Gaji Salesman
|
Rp 456.000
|
Rp 682.300
|
Rp 226.300
|
50
|
1,49
|
6
|
7
|
Sewa kantor Penjualan
|
Rp
72.000
|
Rp 90.000
|
Rp 18.000
|
25
|
1,25
|
1
|
1
|
Biaya Kantor Penjualan
|
Rp
98.450
|
Rp 174.100
|
Rp 25.650
|
77
|
1,76
|
1
|
2
|
Gaji dan lain-lain
|
Rp
44.550
|
Rp
85.100
|
Rp 40.550
|
91
|
1,91
|
1
|
1
|
Rp 853.500
|
Rp1.326.200
|
Rp 472.700
|
55
|
1,55
|
11
|
14
|
|
Biaya Admin & umum
|
|||||||
Gaji kantor
|
Rp 626.000
|
Rp 873.000
|
Rp 247.000
|
39
|
1,39
|
9
|
9
|
telepon & penerangan
|
Rp
72.500
|
Rp 106.000
|
Rp 33.500
|
46
|
1,46
|
1
|
1
|
Biaya umum kantor
|
Rp 140.300
|
Rp 184.700
|
Rp 44.400
|
1,31
|
2
|
2
|
|
Kerugiaan piutang
|
Rp
25.000
|
Rp
12.000
|
Rp 13.000
|
52*
|
0,48
|
||
Rp 863.800
|
Rp1.175.700
|
Rp 337.900
|
36
|
1,36
|
12
|
12
|
|
Jumlah biaya operasi
|
Rp1.717.300
|
Rp2.501.900
|
Rp 784.600
|
46
|
1,45
|
23
|
26
|
laba bersih operasional
|
Rp 839.500
|
Rp1.183.400
|
Rp 343.900
|
41
|
1,4
|
12
|
12
|
biaya lain-lain (bunga)
|
Rp
53.000
|
Rp
28.000
|
Rp 25.000
|
47*
|
0,52
|
1
|
0
|
laba bersih sblum pajak
|
Rp 786.500
|
Rp1.155.400
|
Rp 368.900
|
47
|
1,46
|
13
|
12
|
deviden
|
Rp 400.000
|
Rp 633.500
|
Rp 233.500
|
58
|
Perhitungan:
1.
Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio)
a.
Current Ratio ( Rasio Lancar)
Current Ratio = Aktiva
Lancar
Hutang Lancar
Hutang Lancar
2012 2013
= Rp3.366.900 Rp3.876.000
Rp 1.117.000 Rp1.120.700
Rp 1.117.000 Rp1.120.700
=Rp 30,142 =3,458
b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
Hutang Lancar
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
Hutang Lancar
2012 2013
= Rp3.366.900– Rp 951.200 Rp3.876.000-
Rp1.056.500
Rp 1.117.000 Rp1.120.700
Rp 1.117.000 Rp1.120.700
= 2,162 =2,515
c. Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Cash Ratio = Cash + Efek
Hutang Lancar
Hutang Lancar
2012 2013
= Rp
545.500 Rp
919.700
Rp 1.117.000 Rp1.120.700
Rp 1.117.000 Rp1.120.700
= 0,048 =0,82
2. Ratio Solvabilitas
Total Debt to equity Ratio = Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
2012 2013
= Rp1.717.000 Rp1.570.700
Rp2.000.000 Rp2.600.000
= 0,85 =0,60
b. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
2012 2013
= Rp1.717.000 Rp1.570.700
Rp5.488.400 Rp6.464.000
= 0,312 =0,242
3. Ratio Rentabilitas
a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan Bersih
2012 2013
= Rp2.556.800 Rp3.685.300
Rp7.303.100 Rp9.609.000
= 0,35 =0,38
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih
2012 2013
= Rp 786.500 Rp1.155.400
Rp7.303.100 Rp9.609.000
= 0,10 =0,12
c. Earning Power of Total investment
Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak
Total aktiva
2012 2013
= Rp 786.500 Rp1.155.400
Rp5.488.400 Rp6.464.000
= 0,14 =0,17
Dari neraca yang diperbandingkan antara akhir tahun 2012 dengan 2013,
menunjukkan:
1. jumlah rupiah masing-masing aktiva, hutang
dan modal serta jumlah total masing-masing golongan aktiva, hutang dan modal
pada tanggal 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 dengan
perubahan-perubahannya
2. dari perubahan (kenaikan atau
penurunan) dapat diketahui bahwa:
a.
aktiva lancar naik Rp 509.100; sedangkan hutang lancar hanya naik Rp 3.700;,
hal ini menunjukkan adanya kenaikan modal kerja yang kemungkinan disebabkan
oleh
(1)
diperolehnya keuntungan atua laba;
(2)
perubahan aktiva tetap menjadi aktiva lancar melalui proses penjualan ataupun
penyusutan;
(3)
diperoleh hutang jangka panjang; atau
(4)
penambahan modal saham atau pengeluaran saham baru. Dengan adanya perubahan
aktiva lancar yang lebih baik daripada perubahan hutang lancar menunjukkan
adanya perbaikan posisi keuangan jangka pendek.
b.
Aktiva naik sebesar Rp 875.600; hutang turun sebesar Rp. 146.300; dan modal
sendiri naik sebesar Rp. 1.121.900; dimana Rp 600.000; diantarnya merupkan
kenaikan modal saham yang beredar. Adanya kenaikan dalam sektor modal sendiri
dan turunnya hutang menunjukkan bahwa modal sendiri semakin kurang berperanan,
tetapi keamanan para kreditor semakin terjamin karena perusahaan makin
solvabel.
c.
Perubahan dalam jumlah-jumlah rupiah seperti yang diterangkan diatas (a &
b), nampak lebih jelas lagi perubahan dalam presentasenya. Aktiva lancar naik
dengan 15% sedangkan hutang lancar hanya naik 1% berarti perusahaan makin
likwid. Total aktiva naik 18% sedang jumlah hutang turun 9%, modal sendiri naik
30%, hal ini menunjukkan bahwa posisi keuangan jangka panjang dalam tahun 1978
lebih baik daripada tahun 1977. perubahan-perubahan dalam presentase ini lebih
mendukung analisa diatas.
3. dalam neraca yang diperbandingkan
tersebut diketahui pula presentase masing-masing pos terhadap jumlah akitva
maupun jumlah hutang dan modal. Data ini akan sangat membantu bagi pengambilan
keputusan terhadap perusahaan ynag bersangkutan
4. dengan menganalisa Laporan Rugi
Laba yang diperbandingkan antara periode 2012& 2013 akan diperoleh berbagai
kesimpulan yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan; diasmping
itu diketahui tingkat perkembangan dan efisiensi yang telah dicapai, misalnya:
a.
dalam tahun 2012, 65 sen dari setiap Rp 1; penjualan diserap atau digunakan
untuk membayar harga pokok dari barang yang dijual, sedangkan dalam tahun 2013hanya
62 sen. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan , lebih-lebih dengan diikuti
kenaikan tingkat penjualan sebesar 32% sehingga laba kotor naik 44%. Perubahan
atau kenaikan laba kotor Rp 1.128.500; atau 44% ini harus dianalisa lebih
lanjut tentang faktor-faktor penybabnya; apakah disebabkan adanya perubahan
volume penjualan, perubahan harga jual, perubahan biaya per unit dari barang
yang dijual.
b.
Biaya penjualan naik Rp 472.700; atau 55% dan biaya administrasi naik dengan Rp
311.900; atau 36% sedangkan penjualan hanya naik 32%. Atau biaya penjualan
dalam tahun 2012 hanya 11% dari total penjualan netto, sedangkan dalam tahun
1978 menjadi 14%; hal ini disebabkan adanya advertensi yng meningkat yang
diikuti pula naiknya elemen biaya penjualan lainnya.
c.
Adanya kenaikan penjualan dapat mengakibatkan naiknya laba bersih, walaupun
bila dihubungkan dengan tingkat penjualannya keduanya dihasilkan presentase
yang sama(12%) atau setiap Rp 1; penjualan 12 sen merupakan laba
5. kenaikan penjualan bersih 32%
diikuti kenaikan Piutang Dagang hanya 22%, hal ini menunjukkan keadaan yang
lebih baik. Tingkat peputaran piutang dagang tahun 2012 sebanyak 5,5 kali,
sedangkan dalam tahun 1978 sebanyak 6,5 kali, hal ini menunjukkan bahwa modal
yang tertanam dalam piutang dalam tahun 2013 lebih cepat dapat ditagih
(rata-rata 55 hari) dibanding dengan tahun 2012 (rata-rat 65 hari).
Tingkat perputaran
persediaan tahun 2012 ada 5 kali sedang tahun 2013 hampir 6 kali, sehingga
dalam tahun 2012 rata-rata persediaan tersimpan di gudang dalam jangka waktu 72
hari sedang tahun 2013 60 hari. Ditinjau presentase dari jumlah aktiva maka
investasi dalam persediaan pada tahun 2012 lebih besar daripada tahun 2013
dihubugkan pula dengan kapasitas penjualan yang dapat dicapai dalam tahun-tahun
tersebut.
6. gross profit dalam tahun 2013 mengalami
kenaikan sebanyak Rp 1.128.500; (44%), kenaikan gross profit ini karena adanya
kenaikan penjualan Rp 2.305.900;(32%) dan diikuti kenaikan harga pokok
penjualan sebesar Rp 1.177.400;(25%). Apabila dapat diperoleh data mengenai
volume yang dijual serta harga jual per satuan barang maupun harga pokok per
satuan barang maka akan dapat dianalisa lebih lanjut mengenai efektifitas
bagian penjualan serta egisiensi bagian pabrik (bagian pembelian).
7. ditinjau dari modal kerjanya maka dalam
tahun 2013 telah mengalami kenaikan sebesar Rp 505.400. hal ini dapat dianalisa
sebagai berikut:
Sumber dana: Laba
operasi
Rp1.155.400;
Penyusutan
83.500;
Penjualan saham
600.000;
Rp 1.838.900;
Penggunaan dana: Pembeliaan
AK
Rp 150.000;
Pembelian
Gedung
400.000;
Bayar Htng
Oblgsi 150.000;
Bayar
deviden
633.500;
Rp 1.333.500;
Kenaikan modal
kerja
Rp 505.400;
Dari hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa:
a. ditinjau
dari faktor likwiditas tahun 2013 lebih baik daripada likwiditas tahun 2012,
karena current ratio tahun 2012 sebesar 301% yang berarti bahwa setiap Rp 1;
hutang lancar dijamin dengan Rp 3,01 aktiva klancar atau dijamin Rp 2,01 modal
kerja, sedang dalam tahun 2013 sebesar 345% atau setiap Rp 1; hutang lancar
dijamin dengan Rp 3,45 aktiva lancar.
b. ditinjau
dari faktor solvabilitas tahun 1978 lebih solvanel daripada tahun 2012 karena
solvabilitas tahun 2013 ada 411% sedang tahun 2012 hanya 319%.
c. ditinjau
dari rentabilitas atau efisiensi perusahaan secara keseluruhaan, maka tahun
2013 lebih efisien dibanding dengan 2012. rentabilitas ekonomis tahun 2013 ada
18% sedang tahun 2012 hanya 15%, rentabilitas modal sendiri dalam tahun 2013
23%dan tahun 2012 20%.
d. deviden
yang dibayarkan dalam tahun 2013 lebih besar daripada tahun 2012 baik dalam
jumlah rupiahnya maupun dalam presentase dari jumlah modal sahamnya, tahun 2012
20% dan tahun 2013 24%.