Senin, 18 Juni 2012

Menemukan sosok indonesia

MENEMUKAN SOSOK INDONESIA
Setelah 5 tahun lebih soherto tumban , dapat dikatakan pemerintah masih berjalan dilambat. Prahara dan krisis seakan enggan menjauh . Bahkan asalah bertamba, mulai dari krisis ekonomi, politik , eamanan sosial, sampai ancaman terorisme global, sampai kapan sengsara?
Menemukan kembali sosok indonesia, namun sosok Indonesia sulit dirumuskan  sosok Indonesia tak pernah tetap dan selalu dalam kopnstruksi. Ada saat emas seperti aawal-awal tahun orde baru ada pula saat jatuh (kacau balau)atau jalan tak ada “ujung”.
Efektivitas pemerintah Indonesia diasia timur hanya lebih baik dari Laos. Peringkat indeks pembangunan manusia dunia menempati peringkat ke-110. Merajalelakan korupsi menempatkan Indonesia dalam kelompok negara jauh dibawah rata-rata negara miskin. Kualitas hidup negara Indonesia diukur dengan UMR (upah minimum regional) lebih dari 50% rakyat indonesia dibawah rata-rata kemiskinan.
Negara Indonesia dicitacitakan adalah negara yang yang berarti akuntabel, tidak dalam arti otoriter atau pemimpin yang kuat. Modelnya adalah dikembangkannya  civil sosiety. Campur tangan pemerintah yang berlebihan harus ditentang. Negara yang kuat harus bebas daro fanatisme yang berlebihan dan kekerasan, bebas dari ideologi yang memecah belah dan akses kearah perkembangannya dapat berjalan lancar. Contohnya negara swiss yang tidak mempersalahkan siapa pemimpinnya .
Sosok Indonesia yang terbayangkan adalah  demokratis  yang memiliki civity dan berkeadilan sosial maupun politik yang tidak bisa dihasilkan dalam semalam, tetapi melalui proses jatuh-bangun.
Ada sebuah cerita kisah Alexander Agung saat ia akan meninggal .Kerajaannya begitu luas ,sementara pemimpin dalam arti sebenarya hanya satu orang ,yakni dia sendiri .Beberapa jendela yang berjongjkok disekitar tempat tidurnya bertanya ,”akan diserahkan kepada siapa kekuasaannya?”ia menjawab “akan diserahkan kepada yang kuat “Timbullah chaos yang luar biasa karena maisng-masing jenderal merasa dirinya paling kuat dan haus kekuasaan .
Begitu pula indonesia ,kendati kekuasaan milik pemerintah sebenarnya adalah milik kolektif ,yaitu rakyat atau bangsa indonesia karena yang mempertahankannya dan yang bertanggung jawab adlah rakyat. Selain itu tidak menyiapkan kades pemimpin secara kolektif, meskipun tidak ada pemimpin yang sebaik pemimpin yang sekarang atau sebelumnya.
Indonesia adalah milik semua bangsa Indonesia.Tidak ada satu orang atau kelompok yang memiliki Indonesia.Tidak ada manusia yang tidak bisa dipersiapkan. Memang , proses persiapannya memakan waktu cukup lama .
Untuk itu diperlukan pendidikan yang seluas-luasnya, cepat, dan murah. Bukan hanya  sekedar praktis disekolahan.